Dejavu kisah cantik The Wijk 6 Choir pada September 2012 terjadi lagi hari Sabtu 08 Oktober 2016 kemaren. Kisah cantik The Wijk 6 Choir yang dahulu berhasil meraih Juara 1 dari 8 Peserta Festival Paduan Suara antar Wijk se HKBP Pejuang dalam rangka Pesta Huria/Ulang Tahun HKBP Pejuang pada tanggal 1 September 2012, kembali dapat dipertahankan. The Wijk 6 Choir Juara 1 dari 6 peserta Festival Paduan Suara antar Wijk se HKBP Pejuang Ress. Palmarum dalam rangka Tahun Keluarga HKBP Pejuang Ress. Palmarum tahun 2016.
Nilai 599 adalah nilai yang diberikan Juri M.Pohan yang didatangkan dari Yayasan Musik Gereja (YAMUGER) kepada The Wijk 6 Choir mengalahkan Paduan Suara Wijk 7 pada posisi kedua dengan nilai 588 dan Paduan Suara Wijk 5 dengan nilai 576 pada posisi ketiga .
Adapun urutan peringkat ke enam peserta Festival Paduan Suara antar Wijk se HKBP Pejuang dalam rangka Tahun Keluarga HKNP Pejuang Tahun 2016 adalah :
- Juara Pertama The Wijk 6 Choir (Paduan Suara Wijk 6)
- Juara Kedua Padua Suara Wijk 7
- Juara Ketiga Paduan Suara Wijk 5
- Juara Harapan 1 Paduan Suara Wijk 4
- Juara Harapan 2 Paduan Suara Wijk 2
- Juara Harapan 3 Paduan Suara Wijk 1
Euforia, rasa lega, puas, dan rasa syukur sangat dirasakan oleh The Wijk 6 Choir pada saat Juri M. Pohan mengumumkan The Wijk 6 Choir sebagai Juara 1, seraya beliau mengangkat jari telunjuknya ke atas. Spontan pasukan The wijk 6 choir saling berpelukan gembira. “Puji Tuhan… tidak sia2 latihan kita” ungkap satu anggota tenor, “itulah buah konsistensi latihan dan pelayanan yang kita lakukan selama ini” ungkap Amang St. E. Sitohang kepada yang lai
Sebagai Juara pertama, The Wijk 6 Choir didaulat oleh Panitia untuk melakukan Foto bersama team di atas “Langgata’ Gereja HKBP Pejuang didampingi oleh Amang Pandita Ressort HKBP Pejuang Ress. Palmarum Pdt. B. T. Simarmata dan Inang serta Amang Pdt. D. Datubara dan Inang. Cantik benar foto team The Wijk 6 Choir, dengan seragam yang berwarna berani dan semarak. Pasukan perempuannya berbaju warna biru toska dipadu rok panjang berwarna hitam, dan Pasukan Prianya dengan Keje Ungu dipadu dengan Dasi yang senada dengan warna baju pasukan perempuan biru Toska serta celan panjang hitam.
Efek “Piccolo-Piccolo Kecil”
Kisah Piccolo-Piccolo kecil ini adalah illustrasi renungan yang disampaikan oleh St. E. Sitohang dalam ibadah dan doa bersama untuk memberangkatkan The Wijk 6 Choir mengikuti Festival yang dilaksanakan pada hari Jumat malam Pkl 20.00 WIB sd. Selesai, di rumah Amang M. Situmorang/Br. Siagian (Personel Bass The Wijk 6 Choir, beliau juga adalah Ketua Panitia Perayaan Tahun Keluarga HKBP pejuang Tahun 2016). Dalam illustrasi Piccolo-Piccolo Kecil ini, Amang St. E. Sitohang menceritakan tentang pentingnya suara piccolo (alat musik tiup kecil seperti sempritan) dalam suatu kelompok Orkestra yang dipimpin oleh seorang Konduktor terkenal. Saat peniup Piccolo menghentikan tiupan piccolonya karena merasa tidak berguna/kecil dibanding dengan alat2 musik yg lain dalam orkestra tersebut, Sang Konduktor malah menghentikan permainan orkestra tersebut serasa bertanya “ Mana Suara Piccolonya”? Sang Konduktor terkenal yang memimpin Orkestra tersebut berkata : “Orkestra ini tidak lengkap dan kurang bagus tanpa suara piccolo” . Aplikasinya dalam konteks grup paduan suara The Wijk 6 Choir kata St. E. Sitohang adalah agar setiap anggota The wijk 6 choir tidak ada yang minder mengeluarkan suaranya. Paduan suara The Wijk 6 Choir tidak lengkap tanpa satu orangpun anggota The Wijk 6 Choir. Ibarat rantai motor yang terdiri dari komponen2 rantai yang saling berkaitan. Jika satu hilang, putuslah rantai itu, dan motor itu tidak akan bisa berjalan. Oleh sebab itu, besok di Festival bersuaralah, karena tanpa suara masing2 kita, The Wijk 6 Choir tidak sempurna. Sambutan Amin… Amin… dikatakan oleh anggota The Wijk 6 Choir pada saat Amang St. E. Sitohang menyampaikan illustrasi renungan tersebut.
Setelah Juara pertama diraih, sebagai besar anggota The Wijk 6 Choir mendedikasikan Juara Pertama itu untuk Ny. St. E. Silitonga Br. Sitohang (Istri dari Dirigent/Pelatih The Wijk 6 Choir) yang tidak dapat ikut tampil dalam festival karena sehari sebelum acara Festival, anak perempuannya Natalita “Atta” br. Silitonga diopname di RS. Ananda Bekasi karena Demam tinggi dan Kejang Perut. Ucapan2 dedikasi tersebut dituliskan oleh pasukan The wijk 6 choir dalam forum grup wattsup Koor Wijk 6. Doa kami semua, semoga si Atta segera sembuh.
Mari kita rayakan kemengan ini. Semoga gelar Juara pertama ini, semakin memperteguh niat kita untuk tetap konsisten melayani sebagai paduan suara setiap minggu keempat dalam ibadah2 minggu di HKBP Pejuang Ress. Palmarum sampai kapanpun. (ETS)
Galery Foto :
Komentar Terbaru